Inilah Lima Penyesalan Terbesar Menjelang Ajal


Inilah Lima Penyesalan Terbesar Menjelang Ajal
www.kompas.com

Selasa, 17 Juli 2012 | 21:16 WIB

KOMPAS.com — Akhirnya, semua orang harus meninggalkan bumi ini. Ketika saat itu hampir tiba, pertanyaan yang sering muncul di benak adalah "adakah sesuatu yang mestinya saya lakukan berbeda dulunya?"

Pertanyaan inilah yang menjadi dasar bagi sebuah buku yang ditulis oleh seorang perawat dan penyanyi Australia, Bronnie Ware. Buku ini berjudul Lima Penyesalan Terbesar ketika Sedang Sekarat (The Top Five Regrets of Dying).

Ware memulai kariernya sebagai penyanyi, namun kemudian menghabiskan waktu menjadi perawat orang-orang tua yang mendekati ajal.

Semula, tulisan-tulisan setelah berinteraksi dengan para pasiennya ditulis di blognya sendiri. Tahun lalu, Ware menerbitkan sendiri menjadi sebuah buku. Sekarang, buku ini diterbitkan oleh penerbit Hay House karena perhatian dari berbagai bagian dunia luar biasa.

Sekarang, buku ini sudah diterbitkan dan diterjemahkan dalam 25 bahasa. "Manusia itu tumbuh banyak ketika mereka mendekati akhir-akhir kehidupan." tulis Ware.

"Saya belajar untuk tidak pernah menganggap enteng kapasitas seseorang untuk berkembang. Beberapa perubahan bersifat fenomenal. Setiap orang mengalami berbagai perasaan, seperti penyangkalan (denial), ketakutan, rasa marah, penyesalan, penyangkalan lebih dalam lagi, dan akhirnya menerima semua yang ada. Setiap pasien saya akhirnya menerima diri mereka apa adanya sebelum meninggal. Semuanya." kata Ware dalam wawancara terbaru dengan situs Australia Sydney Morning Herald.  

Ketika bekerja mengurusi pasiennya, Ware akan bertanya penyesalan terbesar dalam hidup, dan apakah mereka akan melakukan sesuatu yang berbeda bila bisa memutar kembali jam kehidupan.

Pada akhirnya, Ware menyimpulkan adanya lima penyesalan tersebut. Pesan utama buku itu adalah untuk berani hidup seperti yang kita inginkan ternyata mendapatkan banyak reaksi dari seluruh dunia.

Banyak orang yang kemudian menulis kepada Ware mengenai cerita kehidupan pribadi mereka. Banyak yang mengatakan mereka sekarang memiliki kekuatan untuk pensiun, mengambil cuti untuk berlibur, atau mencari kembali teman-teman lama, atau bahkan berhenti dari bekerja.

Banyak dari keputusan tersebut bukan keputusan mudah. Namun keputusan ini bisa menjadi penentu apakah nantinya kita menyesal atau tidak di saat-saat akhir kehidupan kita.

Dalam kata-kata Ware, inilah lima penyesalan terbesar dari pasien yang ditanganinya sebelum meninggal:

1. Coba dulu saya punya keberanian hidup seperti yang saya kehendaki, bukan berdasarkan/mengikuti harapan orang lain. Ini adalah bentuk penyesalan paling umum. Ketika orang sedang di saat-saat terakhir kehidupan mereka dan kemudian melihat ke belakang, dengan mudah mereka melihat banyak mimpi yang tidak menjadi kenyataan. Kebanyakan orang bahkan tidak bisa mencapai separuh dari mimpi mereka, dan itu disebabkan karena pilihan atau ketidakberanian mengambil pilihan yang ada.

2. Coba dulu saya tidak bekerja terlalu keras. Ini muncul dari semua pasien laki-laki. Mereka kehilangan masa muda anak-anak mereka dan juga pertemanan dengan istri. Wanita juga menyampaikan penyesalan serupa. Semua pria menyatakan perasaan sedihnya menghabiskan waktu terlalu banyak di tempat kerja.

3. Coba dulu saya memiliki keberanian menyampaikan seluruh perasaan saya. Banyak orang menekan perasaan sendiri karena tidak mau terlibat pertengkaran atau konflik dengan hang lain. Akibatnya, mereka tidak bisa berkembang maksimal. Banyak juga kemudian mengidap penyakit karena menahan perasaan tersebut yang kemudian berkembang menjadi rasa benci yang terpendam.

4. Coba dulu saya tetap membina hubungan dengan teman-teman. Kadang mereka masih tidak mendapatkan manfaat penuh keberadaan teman-teman lama, sampai di akhir-akhir hari kematian mereka. Memang juga mencari kembali teman-teman lama bukan hal yang gampang. Kebanyakan kita sibuk dengan kehidupan kita sendiri sehingga kita membiarkan persahabatan lama perlahan menghilang. Penyesalan sering timbul karena dulunya kita tidak memberikan perhatian lebih serius ke soal pertemanan tersebut. Semua orang rindu dengan teman-teman lama ketika mereka sedang sekarat.

5. Coba dulu saya membuat hidup saya lebih bahagia. Perasaan ini paling sering mengemuka. Banyak yang tidak menyadari sampai akhir hayat bahwa kebahagiaan itu adalah pilihan. Mereka biasanya terjebak dalam pola dan kebiasaan lama. Sikap takut akan perubahan membuat kita kadang berperilaku atau berpura-pura terhadap diri sendiri dan orang lain bahwa kita bahagia atau puas.

Padahal di dalam hati, kita ingin mungkin tertawa ngakak atau melakukan hal-hal yang "konyol".